Aceh Singkil | medialbhkwartawan.com – Bangunan Trotoar Berbiaya Rp.1,7 Milyar di Desa Pulo Sarok Kecamatan Singkil Kabupaten Aceh Singkil sudah rusak, padahal baru selesai dikerjakan pada 2021 lalu.
“Proyek bangunan Trotoar dimaksud sudah dua kali dengan ini amblas, sebelum nya langsung diperbaiki rekanan pelaksanaan.dan kali kedua trotoar ini terlihat amblas lagi, persis nya depan gerbang keluar kantor Bupati Aceh Singkil”sebut warga setempat yang tidak ingin disebutkan namanya, Rabu (6/4) sore.
Paket pekerjaan pembangunan trotoar di Pulo Sarok kabupaten Aceh Singkil dikerjakan pada tahun 2021 lalu dengan anggaran sebesar Rp.1,7 Milyar lebih yang dikerjakan kontraktor CV.Rizki Aulia dengan sumber dana Otsus Aceh.
Sejumlah warga setempat sangat menyayangkan amblas nya bangunan trotoar tersebut, persis nya di depan gerbang keluar kantor Bupati Aceh Singkil,”jelas pelaksanaan pekerjaan nya diduga rendah mutu alias asal jadi, warga minta aparat penegak hukum (APH) setempat segera mengusut tuntas proyek itu,” kata warga kesal.
Warga menduga rendah nya mutu atau kwalitas pekerjaan di maksud tidak terlepas dari lemah nya pengawasan dari konsultan pengawas dan pihak PPTK dari Dinas Pekerjaan umum setempat sehingga berdampak pada hasil akhir sebuah pekerjaan,”akhirnya warga sebagai penerima manfaat yang dirugikan”.
Warga meminta kepada aparat penegak hukum segera mengusut tuntas pekerjaan pembangunan trotoar dimaksud agar kedepannya setiap paket pekerjaan benar-benar dikerjakan sesuai RAB.
Warga juga meminta pihak Inspektorat segera turun mengaudit pekerjaan itu sebagai bentuk peringatan keras bagi perusahaan pelaksana atau bila perlu masuk blacklist perusahaan nya ujar warga yang tidak ingin disebutkan identitasnya.
“Cukup disayangkan memang, mengapa sempat pembangunan trotoar di Pulo Sarok itu dikerjakan asal-asalan, padahal anggaran dana nya cukup besar menggunakan alokasi dana Otsus Aceh tahun 2021 sebesar 1,7 Milyar lebih”tegas nya.
Ini lah dampak lemah nya pengawasan dari pihak PUPR setempat dan juga pihak consultan pengawas, padahal tupoksi dan anggaran biaya telah dianggarkan juga, mengapa sempat hasil akhir pekerjaan jadi begini tutur warga lainnya menimpali.(Zaelani Bako).