Tanjungbalai | medialbhwartawan.com – Kelangkaan Bahan Bakar Minyak (BBM)Sangat berdampak terhadap Nelayan Tradisional yang sehari-hari bergantung pada minyak Solar bersubsidi untuk keperluan Melaut memenangkap hasil laut.
Akibat kelangkaan tersebut banyak nelayan kecil dan nelayan tradisional terpaksa harus membeli dengan harga tinggi.
Adapula nelayan kecil yang sama sekali tidak dapat mengoperasikan kapalnya untuk menangkap ikan, di karenakan tidak sanggup untuk membeli BBM yang ada dipasaran dengan harga Rp 6000,- s.d Rp.8000,-
Menyikapi persoalan kelangkaan BBM bersubsidi tersebut, Dewan Pimpinan Darah Komite Nasional Pemuda Indonesia bersama dengan Dewan Pimpinan Daerah Komite Nelayan Tradisional Indonesia Kota Tanjung Balai – Asahan lakukan diskusi publik bersama Nelayan tradisional.
Acara tersebut dilaksanakan di Kelurahan Pulau Simardan Kecamatan Datuk Bandar Timur Kota Tanjungbalai, yang di hadiri oleh UPT.Dinas Kelautan Propinsi Sumatera Utara, Syahbandar Pelabuhan Perikanan Kota Tanjungbalai dan Dinas Perikanan Kota Tanjungbalai.
Ketua DPD KNPI Kota Tanjungbalai Zulham Effendi,S.sos,SH menilai kelangkaan yang BBM bersubsidi jenis solar akibat adanya pendistribusian yang tidak sesuai peruntukkan, diduga kuat pihak penyalur solar bersubsidi menyalurkan kepada kapal-kapal yang dikategorikan kapal industri dengan jenis 30 GT keatas.
“Kelangkaan solar bersubsidi saat ini, akibat adanya pendistribusian yang tidak sesuai peruntukkan, diduga kuat pihak penyalur solar bersubsidi menyalurkan kepada kapal-kapal yang dikategorikan kapal industri dengan ukuran GT 30 keatas”. ujar Zulham Effendi S.sos,SH pada saat memberikan sambutan Yang diliput Media LBH Wartawan.Com dilokasi.
Ditambahkan Zulham, lagi terkait persoalan kelangkaan BBM ini, DPD KNPI Tanjungbalai siap mengadvokasi Nelayan Tradisional/ kecil untuk mendapatkan BBM bersubsidi, sebab menurutnya persoalan ummat adalah persoalan yang harus diprioritaskan.
“pemuda siap untuk mengadvokasi nelayan kecil untuk mendapatkan BBM bersubsidi,sebab persoalan ummat adalah persoalan yang harus diprioritaskan”.ungkap Zulham.Efendi,S.sos,SH Menutup.
(Sofyan Parinduri.BA – Kabiro )