OKU Selatan | medialbhwartawan.com – Kabupaten Ogan Komering Ulu Selatan merupakan bagian dari wilayah Propinsi Sumatera Selatan ,terletak paling selatan berbatasan langsung dengan wilayah Propinsi Lampung , OKU Selatan berpenduduk lebih kurang tiga ratus ribu jiwa ,terdiri dari 19 Kecamatan 252 Desa 7 Kelurahan.
Sementara dari lebih kurang tiga ratus ribu jiwa tersebut terdapat 6 suku dan adat istiadat, di antaranya suku Daya Suku Semende suku Kisam suku Ranau suku Haji dan suku Komering .
Enam suku di sebut merupakan suku peribumi OKU Selatan , maka tercantum di logo lambang kabupaten di sebut bumi Serasan seandanan , Kalimat itu melambangkan satu ikatan kesatuan , Serasan arti dari mupakat bersatu , seandanan berarti saling asuh saling pengertian ,
Dari suku suku ini memang berbeda bahasa tentu beda pula adad istiadanya , sehingga menjadi kekayaan khasana budaya Kab OKUS.
Kepala Dinas pariwisata Kab OKU Selatan Jus Akhirman melalui Kabid Kebudayaan Jonison menjelaskan , Kegiatan pertemuan antara pembina adad dan pemangku adad , sala satu kegiatan rutin per tiga bulan di dinas pariwisata , Kegiatan ini sendiri bertujuan untuk melestarikan kebudayan yg ada di OKU Selatan khususnya kebudayaan suku bangsa Indonesia pada umumnya,
Di ruang aula kantor tempat pertemuan kami wartawan media ini menyempatkan diri untuk mewawancarai para pemangku adad Kecamatan Kisam Tengah dan Kecamatan Buay sandang haji , H Ah Tasri mantan Kepala dinas Depnakertrn putra asli suku Haji menceritakan , Di sebut pembina adad berkedudukan di tingkat Kabupaten sedangkan istilah pemangku adad berkedudukan di tingkat Kecamatan , sedangkan di tingkat Disa di sebut lembaga adad ,
Pk Tasri tetap dengan gaya khasnya dulu sewaktu masih aktif di ASN penuh canda dan murah senyum ,
Di sisi lain Bapak Jusron pemangku adat Kisam di dampingi Ardiansya selaku pemangku adat Semende , membibirkan pungsi dan tugas lembaga adat dan lembaga adat , terutama untuk melestarikan adat kebudayaan seperti katanya mencontohkan , seperti
Seni tari tarian adat , seni tembang atau berejung , berejung biasanya di iringi dengan petikan gitar tunggal sembari tertawa lebar hahahaaaa , Tentu masih banyak lagi timpal Ardiansya , intinya lanjutnya kalau pun zaman sudah banyak berubah kita berupaya jangan sampai musnah termakan oleh zaman , juga imbuhnya lembaga adat menggali kembali apa apa seni budaya yg mulai di tinggalkan generasi perubahan zaman itulah sala satu pungsi kami ini pungkasnya.(Ramsidi)