Labuhanbatu | mediasinarpagigroup.com – Proyek siluman yang berada di Aek Tapa ,jalan Lintas Kota Rantauprapat Kelurahan Bakaran Batu, Kecamatan Rantau Selatan Kabupaten Labuhanbatu Provinsi Sumatera Utara. Akibat proyek siluman ini jadi kerap membuat pengguna jalan memanjang seperti ular. Jum’at (30/12/2022).
Menurut nara sumber yang tidak ingin namanya di Sebutkan mengatakan, “Kuat dugaan, terjadinya mengular para pengguna jalan akibat bahan material ada yang menggunakan badan jalan. Parahnya lagi sampai saat ini belum ada dipasang pemborong papan informasi atau pamplet proyeknya”.
“Padahal kalau diperkirakan dari sejak dimulainya pengerjaan proyek sudah ada sekitar satu minggu. masa pengerjaannya, akan tetapi hingga sampai saat ini belum juga ada terlihat kasat mata dengan jelas pamplet proyeknya. Wajarlah jika disebut proyek ini siluman, dan kuat dugaan bahwa mereka tidak mengindahkan”.
(“Kepres RI No.80 Tahun 2003”) Keputusan Presiden Republik Indonesia, tentang Pedoman Pelaksanaan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah. Atau (“Permen PU No.29/PRT/M/2006”) tentang Pedoman Persyaratan Teknis Bangunan Gedung. Dan (“Permen PU No.12/M/2014”) tentang Penyelenggaraan Sistem Drainase Perkotaan.
Kalau dalam logika akal sehat dapat dipakai oleh, pemenang tender, kontraktor, sampai pada pemborong, “Sebenarnya hanya hitungan menit saja sudah pasti siap dicetak percetakan pamplet proyek tersebut, kemudian untuk pemasangan pamplet proyek buatlah hitungan beberapa jam bisa selesai ketentuan tersebut”.
Hanya saja karena rasa kepedulian terhadap ketentuan pemasangan pamplet proyek tersebut, tak dapat dikalahkan oleh logika akal sehat mereka maka terjadilah proyek siluman, yang mampu membuat suatu kegiatan bahkan diduga asal jadi bahan yang terpenting bisa cair dan bisa dibagi-bagi hasilnya. Sebut nara sumber dengan kesal.
Pantauan awak media disekitar lokasi proyek, “Tidak ada terlihat papan informasi atau pamplet proyeknya, ada dua orang yang sedang bekerja dengan sangat serius untuk membongkar salah satu tiang besi. Menurut keterangan dari salah satu diantara mereka, bukan bagian dari pekerja proyek yang ada di samping mereka”.
“Kami bang bukan pekerja di proyek ini dan kalau mengenai proyek ini ada baiknya besok pagi atau agak siang saja abang datang, siapa tahu besok mereka kerja dan bisa bertemu dengan pemborong atau mandor lapangan. Abang pula datang sudah terlalu sore, dan boleh jadi mereka sudah pada pulang sambil menikmati suasana istirahat”. Imbuhnya.(Tim/S.S)